Mitos kuno China telah menjadi bagian integral dari budaya Tiongkok selama ribuan tahun, berakar dari tradisi lisan, teks klasik seperti Shan Hai Jing, dan filsafat seperti Taoisme dan Konfusianisme. Meskipun modernisasi telah mengubah gaya hidup, banyak mitos ini masih dipercaya atau memengaruhi kehidupan sehari-hari, terutama dalam ritual, festival, dan nilai-nilai sosial. Dari legenda naga hingga kepercayaan tentang angka keberuntungan, mitos-mitos ini mencerminkan kebijaksanaan dan identitas budaya Tiongkok. Menguasai bahasa Mandarin membantu memahami makna mendalam di balik mitos ini, dan Panda Mandarin Education siap mendukung perjalanan Anda. Berikut adalah 10 mitos kuno China yang masih relevan hingga kini.
1. Naga (Lóng): Simbol Kekuatan dan Keberuntungan
- Mitos: Naga adalah makhluk mitologi yang mengendalikan cuaca, terutama hujan, dan melambangkan kekuatan, keberuntungan, dan kekaisaran. Dalam Shan Hai Jing, naga digambarkan sebagai penjaga langit dan laut.
- Relevansi Sekarang: Naga tetap simbol keberuntungan dalam budaya Tiongkok, terlihat dalam tarian naga saat Imlek dan dekorasi kuil. Orang tua sering mengharapkan anak lahir di Tahun Naga (zodiak) karena dianggap membawa kesuksesan.
- Konteks Budaya: Frasa seperti lóng fèng chéng xiáng (naga dan phoenix membawa keberuntungan) masih digunakan untuk mengucapkan selamat.
2. Phoenix (Fènghuáng): Lambang Keharmonisan
- Mitos: Phoenix, burung api mitologi, melambangkan kebajikan, keharmonisan, dan keseimbangan Yin-Yang. Bersama naga, ia mewakili pasangan kekaisaran.
- Relevansi Sekarang: Phoenix muncul dalam dekorasi pernikahan, menandakan cinta abadi dan harmoni. Banyak restoran Tionghoa dinamakan Fènghuáng untuk menarik keberuntungan.
- Konteks Budaya: Istilah fènghuáng sering digunakan untuk memuji wanita anggun atau sukses.
3. Qilin: Pembawa Kabar Baik
- Mitos: Qilin adalah makhluk mitologi berkepala naga, bertubuh rusa, dan bersisik ikan, yang muncul sebagai pertanda kelahiran orang suci atau zaman damai. Konfusius dikaitkan dengan kemunculan Qilin.
- Relevansi Sekarang: Patung Qilin ditempatkan di rumah atau bisnis untuk melindungi dari roh jahat dan membawa keberuntungan. Nama Qilin populer untuk perusahaan atau produk.
- Konteks Budaya: Orang tua mengharapkan anak lahir di waktu yang dianggap membawa aura Qilin.
4. Angka 8: Simbol Kemakmuran
- Mitos: Angka 8 (bā) dianggap beruntung karena pengucapannya mirip dengan fā (kemakmuran). Mitos ini berasal dari kepercayaan numerologi Tiongkok kuno.
- Relevansi Sekarang: Orang Tiongkok memilih nomor telepon, plat kendaraan, atau tanggal acara (misalnya 8 Agustus 2008 untuk Olimpiade Beijing) dengan angka 8. Bisnis sering menggunakan bā dalam branding.
- Konteks Budaya: Frasa fā cái (menjadi kaya) sering diucapkan selama Imlek.
5. Angka 4: Simbol Sial
- Mitos: Angka 4 (sì) dianggap sial karena pengucapannya mirip dengan sǐ (mati). Kepercayaan ini berasal dari tradisi fonetik dan numerologi.
- Relevansi Sekarang: Banyak gedung di China menghindari lantai 4, mirip seperti angka 13 di Barat. Orang menghindari tanggal 4 untuk acara penting seperti pernikahan.
- Konteks Budaya: Istilah sì dihindari dalam percakapan sensitif, dan orang memilih nomor lain untuk keberuntungan.
6. Bidadari Chang’e dan Festival Bulan
- Mitos: Chang’e, dewi bulan, naik ke bulan setelah meminum ramuan keabadian, meninggalkan suaminya, Hou Yi. Kisah ini dari Huainanzi menjadi dasar Festival Bulan.
- Relevansi Sekarang: Festival Bulan (Zhongqiu Jie) dirayakan setiap tahun dengan kue bulan (yuèbǐng), melambangkan reuni keluarga. Patung Chang’e sering muncul di dekorasi festival.
- Konteks Budaya: Frasa yuè xià tuán yuán (reuni di bawah bulan) digunakan untuk menggambarkan kebersamaan keluarga.
7. Pohon Persik: Penolak Roh Jahat
- Mitos: Pohon persik dianggap suci dalam Taoisme karena kayunya dapat menolak roh jahat. Dalam Shan Hai Jing, pohon persik di Gunung Kunlun adalah gerbang ke dunia spiritual.
- Relevansi Sekarang: Cabang persik atau ukiran kayu persik masih digunakan di kuil atau rumah untuk perlindungan. Selama Imlek, dekorasi persik melambangkan umur panjang.
- Konteks Budaya: Istilah táo mù (kayu persik) dikaitkan dengan perlindungan spiritual.
8. Kucing Keberuntungan (Maneki-neko)
- Mitos: Meskipun berasal dari Jepang, kucing keberuntungan diadopsi dari mitos Tiongkok tentang kucing sebagai penjaga keberuntungan, terutama dalam perdagangan.
- Relevansi Sekarang: Patung kucing dengan tangan melambai (zhāo cái māo) ditempatkan di toko-toko Tionghoa untuk menarik pelanggan dan kemakmuran.
- Konteks Budaya: Frasa zhāo cái (menarik kekayaan) sering dikaitkan dengan simbol ini.
9. Cermin Bagua: Pelindung Rumah
- Mitos: Cermin Bagua, alat Feng Shui berbentuk oktagon dengan trigram, digunakan untuk menangkal energi negatif (shā qì) dan melindungi rumah dari roh jahat.
- Relevansi Sekarang: Banyak rumah dan bisnis di China masih memasang cermin Bagua di atas pintu untuk perlindungan. Konsultan Feng Shui sering merekomendasikannya.
- Konteks Budaya: Istilah bā guà (delapan trigram) terkait dengan harmoni dan keseimbangan dalam Taoisme.
10. Yu, Penguasa Banjir
- Mitos: Yu Agung (Dà Yǔ), tokoh legendaris Dinasti Xia, mengendalikan banjir besar dengan membangun kanal, menjadi simbol ketekunan dan pengabdian.
- Relevansi Sekarang: Kisah Yu menginspirasi nilai qín fèn (kerja keras) dan sering diceritakan dalam pendidikan moral. Patungnya ada di banyak kuil.
- Konteks Budaya: Frasa Dà Yǔ zhì shuǐ (Yu menaklukkan banjir) digunakan untuk memuji usaha besar.
Mengapa Mitos Ini Masih Dipercaya?
Mitos kuno China tetap relevan karena:
- Identitas Budaya: Mitos seperti naga dan phoenix memperkuat identitas Tiongkok, terutama selama festival seperti Imlek.
- Nilai Moral: Kisah seperti Yu Agung mengajarkan kerja keras dan pengabdian, selaras dengan Konfusianisme.
- Feng Shui dan Tradisi: Kepercayaan seperti cermin Bagua dan angka 8 memengaruhi keputusan sehari-hari, dari arsitektur hingga bisnis.
- Globalisasi: Komunitas Tionghoa di Indonesia dan dunia membawa mitos ini melalui perayaan dan praktik budaya.
Mitos kuno China, dari naga hingga cermin Bagua, tetap hidup dalam budaya modern karena nilai-nilai seperti harmoni, keberuntungan, dan ketekunan yang mereka wakili. Mitos ini tidak hanya memperkaya identitas Tiongkok, tetapi juga memengaruhi praktik sehari-hari, dari Feng Shui hingga perayaan Imlek.
Kenapa Harus Belajar di Panda Mandarin Education?
Untuk memahami mitos kuno China dan budaya di baliknya, serta memanfaatkan peluang global, kemampuan Mandarin adalah kunci. Panda Mandarin Education menawarkan les interaktif untuk menguasai bahasa dan budaya Tiongkok, sekaligus mendukung aplikasi beasiswa di 100+ universitas top Tiongkok!
Kami menawarkan berbagai program:
- Les Mandarin Jakarta Barat
- Les Mandarin Kelapa Gading
- Les Mandarin online & offline
- Les Mandarin home private
Kami juga mendukung Anda dalam:
- Pengurusan berkas
- Konsultasi jurusan
- Pengajuan visa pelajar
Dengan pengalaman mendampingi pelajar internasional, kami menjamin bimbingan terbaik untuk kesuksesan Anda.
📞 Hubungi Anna via WhatsApp di 0895 0827 5782 untuk info lebih lanjut.
Selamat belajar, dan jelajahi kekayaan budaya Tiongkok bersama Panda Mandarin Education! 🐼✨