Konsep metaverse telah menjadi salah satu topik paling hangat dalam industri teknologi global. Di Barat, perusahaan besar seperti Meta (dulu Facebook), Microsoft, dan Google tengah berlomba-lomba membangun dunia virtual yang saling terhubung untuk menghadirkan pengalaman digital yang lebih imersif. Namun, di China, negara dengan lebih dari 1,4 miliar penduduk, metaverse dikembangkan dengan pendekatan yang berbeda. China berusaha menciptakan metaverse versi mereka sendiri tanpa bergantung pada teknologi Barat, dengan memperkenalkan solusi yang sesuai dengan regulasi lokal dan nilai-nilai sosial mereka.
Lantas, apa yang membuat metaverse China berbeda? Bagaimana mereka menghindari ketergantungan pada teknologi Barat dan menciptakan ekosistem digital mereka sendiri? Mari kita telusuri lebih dalam.
1. Pendekatan Mandiri terhadap Teknologi dan Infrastruktur
Di China, pengembangan metaverse sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang ketat terkait data, sensor, dan pengawasan internet. Pemerintah China sangat berhati-hati terhadap teknologi asing yang masuk ke pasar domestik mereka, terutama yang berpotensi mempengaruhi stabilitas sosial dan politik. Oleh karena itu, mereka berfokus pada pengembangan teknologi domestik, termasuk infrastruktur yang diperlukan untuk metaverse.
Kendali Data dan Keamanan
- Metaverse China dirancang untuk memastikan bahwa data pribadi pengguna tidak keluar dari negara dan tetap berada di bawah pengawasan pemerintah. Semua platform metaverse yang ada di China diharuskan untuk mematuhi regulasi ketat terkait dengan perlindungan data dan sensor informasi.
- Dengan mengembangkan infrastruktur berbasis cloud computing lokal, China tidak hanya menjaga kendali atas data pengguna, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada perusahaan-perusahaan teknologi Barat yang menguasai layanan cloud global, seperti Amazon Web Services dan Microsoft Azure.
2. Platform Metaverse Lokal di China
Berbeda dengan di Barat, di mana metaverse lebih dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Meta, China memimpin dengan perusahaan teknologi domestik yang mengembangkan platform mereka sendiri. Beberapa pemain utama yang terlibat dalam pengembangan metaverse di China antara lain Tencent, Baidu, dan Alibaba.
XiRang – Metaverse dari Baidu
XiRang adalah metaverse yang dikembangkan oleh Baidu, raksasa teknologi yang dikenal sebagai perusahaan mesin pencari terbesar di China. Platform ini diluncurkan pada 2021 dan bertujuan untuk menjadi ruang virtual berbasis 3D yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan, mulai dari pertemuan bisnis hingga hiburan.
- Fokus Lokalisasi: XiRang dirancang agar sesuai dengan kebijakan regulasi di China, terutama terkait dengan sensor dan pengawasan konten. Semua interaksi dalam metaverse ini diawasi ketat untuk memastikan bahwa tidak ada konten yang dianggap sensitif oleh pemerintah China.
- Pengalaman Imersif: XiRang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi di dunia virtual dengan avatar mereka, menghadiri acara, konser, dan bahkan mengunjungi pameran virtual. Platform ini menggunakan teknologi cloud computing yang didukung oleh Baidu, serta perangkat keras virtual reality (VR) untuk memberikan pengalaman imersif.
Tencent – Membangun Metaverse Berbasis Game
Sebagai salah satu perusahaan game terbesar di dunia, Tencent telah mengintegrasikan elemen-elemen metaverse ke dalam game-game mereka yang populer, seperti Honor of Kings dan PUBG Mobile. Tencent tidak hanya berfokus pada game, tetapi juga pada pengembangan platform sosial dan komunikasi yang dapat membawa pengguna ke dunia metaverse.
- Integrasi Metaverse dalam Game: Tencent berencana untuk mengembangkan metaverse di mana pemain dapat berinteraksi dalam dunia game yang lebih imersif, berpartisipasi dalam aktivitas sosial, dan mengembangkan identitas digital mereka. Game-game seperti Honor of Kings dan League of Legends sudah mulai mengadopsi elemen-elemen metaverse, seperti avatar, ruang sosial virtual, dan acara dalam game.
- WeChat sebagai Jembatan Sosial: Tencent juga memanfaatkan WeChat, platform komunikasi paling populer di China, untuk menghubungkan penggunanya dengan dunia virtual. WeChat sudah memiliki lebih dari 1,3 miliar pengguna aktif, menjadikannya alat yang sempurna untuk membawa pengalaman sosial metaverse kepada masyarakat China.
Alibaba – E-Commerce dan Metaverse yang Terintegrasi
Alibaba, melalui anak perusahaan AliCloud, juga berfokus pada menciptakan platform metaverse untuk e-commerce. Taobao, Pinduoduo dan Tmall, platform e-commerce terbesar di China, mulai mengintegrasikan pengalaman belanja virtual yang lebih imersif, memungkinkan pengguna untuk berbelanja dengan cara yang lebih interaktif.
- E-Commerce Metaverse: Alibaba telah menciptakan pengalaman belanja virtual di mana pengguna bisa melihat produk dalam bentuk 3D, mencoba produk secara virtual, dan berinteraksi dengan penjual melalui avatar mereka. Ini adalah langkah pertama Alibaba dalam menciptakan metaverse yang tidak hanya berfokus pada hiburan, tetapi juga pada transaksi bisnis.
- Infrastruktur Cloud: AliCloud mendukung pengembangan metaverse dengan menyediakan layanan cloud yang memungkinkan perusahaan-perusahaan di China membangun dunia virtual mereka sendiri. AliCloud berfokus pada komputasi besar, AI, dan big data untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna dalam dunia metaverse.
3. Tantangan dalam Pengembangan Metaverse China
Meskipun China sedang membangun metaverse mereka sendiri, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi:
- Keterbatasan Akses Global: Platform metaverse China sangat bergantung pada ekosistem domestik. Ini berarti bahwa pengalaman metaverse di China mungkin tidak dapat diakses secara mudah oleh pengguna internasional, karena banyak platform mereka dibatasi oleh sensor internet dan regulasi lokal.
- Persaingan dengan Perusahaan Barat: Perusahaan-perusahaan Barat, seperti Meta dan Microsoft, memiliki keunggulan dalam hal teknologi, infrastruktur, dan pengalaman dalam mengembangkan metaverse. China harus memastikan bahwa platform mereka dapat bersaing dalam hal kualitas teknologi dan adopsi pengguna, terutama ketika teknologi VR dan AR masih dalam tahap berkembang.
4. Apa yang Membuat Metaverse China Berbeda?
Metaverse China dirancang untuk menjadi terkendali dan sesuai dengan regulasi. Pemerintah China memiliki kontrol yang ketat atas sektor teknologi di dalam negeri, dan ini tercermin dalam cara mereka mengembangkan dunia virtual. Beberapa perbedaan utama antara metaverse di China dan di Barat antara lain:
- Sensor dan Pengawasan Konten: Semua platform metaverse di China diharuskan untuk mematuhi regulasi sensor yang ketat. Konten yang melanggar norma sosial atau politik tidak akan diterima.
- Pengendalian Data: Data pengguna yang ada di dalam metaverse China tetap berada dalam kontrol pemerintah, mengurangi potensi penyalahgunaan data pribadi oleh pihak luar.
- Keterbatasan Penggunaan Teknologi Barat: China berfokus pada pengembangan teknologi domestik dan menghindari ketergantungan pada platform besar dari Barat. Ini memungkinkan mereka untuk memiliki ekosistem teknologi yang lebih mandiri dan sesuai dengan kepentingan nasional.
5. Kenapa Harus Belajar Mandarin?
Jika kamu tertarik untuk memahami lebih dalam tentang metaverse China dan bagaimana teknologi mereka berkembang, belajar Mandarin adalah langkah pertama yang tepat. Menguasai bahasa Mandarin akan memberi kamu akses lebih besar untuk memahami dunia digital yang berkembang pesat di China, serta membuka peluang karier di industri teknologi global.
📚 Ingin belajar Mandarin dengan mudah dan fleksibel?
Di Panda Education, kamu bisa mulai belajar dari Rp 49 ribu dengan metode yang interaktif dan pengajar profesional!
📲 Hubungi Shella di 0895 3410 09972 untuk info lebih lanjut.
🚀 Jangan lewatkan kesempatan ini! Mulai belajar Mandarin sekarang dan masuki dunia digital China dengan percaya diri! 🐼✨