Perayaan Bulan Hantu Di Indonesia

Bulan Hantu dalam budaya Tionghoa adalah periode di bulan ketujuh kalender lunar (18 Agustus–15 September 2025), dengan puncaknya pada Festival Hantu Lapar (Zhongyuan Jie atau Cioko) pada 2 September 2025. Di Indonesia, komunitas Tionghoa (Chindo, sekitar 2,8 juta jiwa, Sensus 2020) merayakan tradisi ini melalui ritual sembahyang rebutan, persembahan, dan pembakaran kertas joss, terutama di klenteng seperti Vihara Dharma Bhakti (Jakarta) dan Vihara Gunung Timur (Medan). 

Apa Itu Perayaan Bulan Hantu?

  • Definisi: Bulan Hantu adalah bulan ketujuh lunar ketika gerbang dunia roh diyakini terbuka, memungkinkan arwah leluhur dan hantu berkeliaran. Festival Hantu Lapar (Cioko) diadakan pada hari ke-15 (2 September 2025) untuk menghormati leluhur dan menenangkan hantu lapar (hungry ghosts).
  • Relevansi di Indonesia: Dirayakan oleh komunitas Tionghoa di Jakarta, Medan, Surabaya, dan kota lain dengan ritual di klenteng, rumah abu, atau rumah pribadi.

Asal Usul Bulan Hantu

  1. Akar dari Buddhisme & Taoisme

Dalam ajaran Buddhisme, bulan ketujuh disebut juga Ullambana Festival (盂兰盆节 / Yúlánpén Jié). Ceritanya berasal dari kisah Murid Buddha bernama Mulian (Maudgalyayana) yang ingin menolong ibunya yang terjebak di alam sengsara. Buddha mengajarkan untuk memberikan persembahan kepada para biksu pada bulan ketujuh, agar doa dan kebajikan bisa membebaskan arwah.

Dalam ajaran Taoisme, bulan ketujuh disebut Zhongyuan Festival (中元节 / Zhōngyuán Jié). Pada hari ke-15 bulan ketujuh, Dewa Neraka (Di Guan Da Di) turun untuk mengampuni dosa arwah.

 

  1. Kepercayaan rakyat Tionghoa kuno

Masyarakat Tiongkok tradisional percaya bahwa pada bulan ketujuh, Gerbang Hantu (鬼门关) dibuka. Roh lapar (饿鬼 èguǐ) yang tidak memiliki keturunan atau tidak mendapat penghormatan bisa berkeliaran di dunia. Karena itu orang-orang membuat persembahan makanan, dupa, kertas uang, dan pertunjukan opera/wayang (叫好戏 Jiào Hǎo Xì) agar para roh tidak mengganggu manusia.

 

  1. Makna budaya

Bagi banyak orang, Ghost Month adalah waktu untuk berbakti kepada leluhur, mendoakan arwah agar damai. Namun juga ada banyak pantangan, misalnya tidak menikah, tidak pindah rumah, tidak berenang di malam hari, karena dipercaya rawan “diganggu” roh.

 

Tradisi Perayaan Bulan Hantu di Indonesia

Di Indonesia, perayaan Bulan Hantu dikenal sebagai Cioko atau Sembahyang Rebutan, dengan aktivitas berikut:

  1. Sembahyang Rebutan (Cioko):
    • Deskripsi: Ritual di klenteng atau rumah abu untuk menghormati arwah leluhur dan hantu tanpa keluarga. Setelah sembahyang, makanan persembahan (kue, buah, daging) diperebutkan warga kurang mampu, melambangkan kebajikan.
    • Lokasi Populer: Vihara Gunung Timur (Medan), Klenteng Vihara Dharma Bhakti (Jakarta).
    • Contoh: Di Medan, persembahan termasuk babi utuh dan kertas joss berbentuk rumah atau uang dibakar untuk arwah.
  2. Persembahan dan Pembakaran Kertas Joss:
    • Deskripsi: Keluarga menyiapkan altar dengan makanan (kue, buah, minuman) dan membakar kertas joss (uang roh, replika barang) untuk kebutuhan arwah di alam baka.
    • Makna: Menunjukkan bakti kepada leluhur dan menenangkan hantu lapar agar tidak mengganggu.
  3. Pertunjukan Hiburan:
    • Deskripsi: Opera Tionghoa atau getai (konser jalanan) diadakan untuk menghibur arwah. Kursi depan dikosongkan untuk hantu sebagai tanda hormat.
    • Contoh: Di Jakarta, getai mungkin menampilkan musik tradisional Tionghoa.
    • Pantangan: Jangan duduk di kursi depan, karena dianggap milik arwah.
  4. Pantangan Selama Bulan Hantu:
    • Jangan menikah, pindah rumah, atau memulai bisnis (dianggap sial).
    • Hindari berenang malam hari (hantu air aktif).
    • Jangan ambil makanan atau uang di jalan (milik hantu).
    • Hindari keluar larut malam, terutama pada 2 September 2025.

Lokasi Perayaan di Indonesia

    • Jakarta: Klenteng Vihara Dharma Bhakti (Glodok) mengadakan sembahyang Cioko dengan persembahan besar.
    • Medan: Vihara Gunung Timur menyelenggarakan ritual pembakaran kertas joss dan distribusi makanan.
    • Surabaya: Klenteng Sanggar Agung (Kenjeran) menggelar doa dan persembahan.
    • Pontianak: Klenteng lokal sering mengadakan getai sederhana.
  • Tangerang: Vihara Pasar Lama Tangerang
  • Lainnya : Cek informasi klenteng / vihara terdekat.

Makna Budaya dan Hikmah

  • Penghormatan Leluhur: Menunjukkan bakti (xiào dào, 孝道) kepada leluhur, nilai inti budaya Tionghoa.
  • Kebajikan Sosial: Membagikan makanan kepada warga kurang mampu melalui sembahyang rebutan mencerminkan welas asih.
  • Komunitas: Mempererat hubungan antarwarga Tionghoa Indonesia (Chindo) melalui ritual bersama.

Mengapa Bergabung dengan Panda Mandarin Education?
Panda Mandarin Education menawarkan les Mandarin online (mulai Rp49.000/sesi) dan offline di Pluit (Jl. Pluit Karang Raya Utara No. 129C, soft opening 25 Agustus 2025) serta Jakarta Barat, dengan pengajar native speaker dan dukungan beasiswa ke 100+ universitas top Tiongkok!

Kami menawarkan:

  • Les Mandarin online
  • Les offline di Jakarta Utara (MOI Kelapa Gading + Pluit) & Jakarta Barat (Citra 2 Extension Kalideres)
  • Les privat

Kami juga membantu:

  • Pengurusan berkas beasiswa
  • Konsultasi jurusan
  • Pengajuan visa pelajar

Dengan pengalaman mendampingi 5000+ lulusan, kami menjamin bimbingan terbaik.
📞 Hubungi Anna via WhatsApp di 0895 0827 5782 untuk info lebih lanjut.
Kuasai bahasa Mandarin dan jelajahi inovasi Tiongkok seperti drone show Chongqing bersama Panda Mandarin Education! 🐼✨